BANGKATENGAH, newsharian.com — Pemandian air panas di Desa Keretak yang seharusnya menjadi destinasi wisata nyaman justru berubah menjadi ladang pungutan liar (pungli). Sejumlah wisatawan mengaku adanya dugaan pemerasan oleh oknum tak bertanggung jawab yang meminta uang tambahan secara paksa di luar tarif resmi, Sabtu (15/2/2025).
Salah satu wisatawan, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa ia dan teman- teman nya diminta membayar Rp. 50.000 per Mobil jika ingin mandi di pemandian tersebut.
“Kami sudah mau membayar tiket parkir mobil sebesar Rp. 10.000, tapi oknum penunggu portal pemandian menolak, bukan cuma bayar uang parkir tapi setiap wisawatan yang ingin mandi dimintai tarif Rp. 5000 per orang yang ingin mandi, ada oknum yang meminta uang tambahan. Kalau tidak bayar, katanya tidak boleh masuk,” ujarnya kesal.
Dugaan praktik pungli ini pun menjadi perbincangan di media sosial, di mana beberapa pengunjung mengaku mengalami hal serupa. Mereka menilai hal ini mencoreng citra pariwisata daerah dan merugikan wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam tanpa beban biaya tersembunyi.
Keluhan serupa juga datang dari wisatawan lainnya yang merasa dirugikan. Mereka mempertanyakan di mana peran pengelola dan pemerintah desa dalam mengawasi praktik ini.
“Kami datang untuk berwisata, bukan untuk dipalak. Kalau seperti ini dibiarkan, lama-lama orang malas datang ke sini,” keluh wisatawan lainnya.
Dugaan pungli di pemandian air panas ini bukan sekadar isu baru. Beberapa warga setempat juga mengaku sudah lama mendengar keluhan serupa, namun hingga kini tidak ada tindakan nyata dari pihak berwenang.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak pengelola maupun aparat desa belum memberikan tanggapan resmi. Masyarakat berharap ada langkah tegas untuk membersihkan praktik pungli yang mencoreng wajah pariwisata daerah ini.(Rls)