Pengelolaan DAS, Mengetahui Kandungan Tembaga dan Zin  di Sungai Batu Rusa Serta Analisis Tingkatan Pencemaran Akibat Aktivitas Manusia Terhadap Sungai

Pengelolaan DAS, Mengetahui Kandungan Tembaga dan Zin  di Sungai Batu Rusa Serta Analisis Tingkatan Pencemaran Akibat Aktivitas Manusia Terhadap Sungai

Spread the love

Foto:dok/internet

Oleh:
Wulan Dewi
210641027

Julfiani
210641033

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Cu (tembaga) dan seng (Zin) di Sungai Baturusa Mentari ,Umroh dan Kurniawan (2017)serta menganalisis tingkat pencemaran akibat aktivitas manusia di Sungai Baturusa. DAS Sungai Batu Rusa masuk dalam kategori DAS prioritas, yang sebagian wilayahnya termasuk kategori lahan kritis. Kondisi penutupan lahan dengan dominasi kerapatan vegetasi rendah berimplikasi terhadap rendahnya kapasitas infiltrasi dan resapan air, sehingga berpotensi memperbesar aliran permukaan.

DAS adalah kependekan dari “Daerah Aliran Sungai.” DAS mengacu pada wilayah yang meliputi semua daerah yang dibatasi oleh pegunungan, bukit, atau pegunungan kecil, di mana aliran air hujan dan air permukaan tertentu terkumpul dan mengalir melalui sungai utama dan anak sungai ke laut atau danau.

DAS juga bisa disebutkan sebagi sistem yang kompleks dan penting dalam siklus hidrologi bumi, dan pengelolaannya menjadi kunci untuk memastikan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.

Yang artinya bisa disebutkan sebagai penghubung aliran sungai ke sumber mata air yang mengalir, adapun penemuan kami kali ini yang terdapat di wilayah kepulauan Bangka Belitung tepatnya di Desa Batu Rusa, kecamatan Merawang Kabupaten Bangka, ini salah satunya Sungai Baturusa merupakan salah satu sungai yang ada di Kabupaten Bangka dengan panjang 31,25 km.

Konon katanya Sungai tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sumber mata pencaharian.

Hanya saja saat ini dipengaruhi oleh aktivitas manusia, kualitas air Sungai Baturusa saat ini menjadi buruk.

Tak hanya itu saja, disini kami juga akan memaparkan beberapa langkah umum identifikasi dan pemetaan DAS: Langkah pertama adalah mengidentifikasi batas-batas DAS dan memetakannya.

Hal ini melibatkan pengumpulan data topografi, iklim, vegetasi, dan hidrologi untuk memahami karakteristik dan keunikan DAS. Melakukan studi tentang pola hujan, evapotranspirasi, dan aliran air di DAS.

Hal ini membantu dalam memahami dinamika air dalam DAS dan menentukan kapasitas air yang tersedia.

Yang mana, Penggunaan lahan di DAS sendiri memiliki dampak langsung pada aliran air, kualitas air, dan fungsi ekosistem.

Tentu saja ini sangat lah teruji dari penelitian, dikarenakan pengelolaan penggunaan lahan dengan bijaksana melalui praktek-praktek seperti konservasi tanah, reboisasi, penanaman tumpangsari, dan pengendalian erosi dapat membantu menjaga keberlanjutan DAS.Dalam DAS, sumber daya air perlu dikelola dengan hati-hati untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor, seperti pertanian, industri, dan domestik.

Tak sampai disitu saja, pengelolaan ini melibatkan alokasi air yang adil, efisiensi penggunaan air, dan perlindungan terhadap ekosistem air. Dalam DAS, banjir dan kekeringan dapat menjadi masalah serius.

Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur seperti bendungan, saluran irigasi, dan embung dapat membantu mengendalikan banjir dan memastikan pasokan air yang cukup selama musim kemarau agar pengelolaan DAS yang berhasil memerlukan partisipasi aktif masyarakat setempat yang melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan, melaksanakan program pengelolaan DAS, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi sumber daya air adalah langkah penting dalam pengelolaan Memantau kondisi DAS secara teratur melalui sistem pemantauan yang tepat sangat penting.

Adapun data yang diperoleh dapat membantu dalam evaluasi kebijakan dan tindakan yang diperlukan untuk menjaga keberlanjutan DAS.

Penting untuk dicatat bahwa pengelolaan DAS harus dilakukan secara holistik, melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga lingkungan,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Cu (tembaga) dan seng (Zin) di Sungai Baturusa Mentari ,Umroh ,Kurniawan tahun (2017), serta menganalisis tingkat pencemaran akibat aktivitas manusia di Sungai Baturusa. Penelitian dilakukan di Sungai Baturusa Kabupaten Bangka pada bulan Februari 2017 dan terdiri dari 3 lokasi. Lokasi 1 Area yang berdekatan dengan pemukiman.Lokasi kedua berdekatan dengan area penambangan timah.

Lokasi ketiga berada di area dekat tambak udang. Metode analisis data yang digunakan adalah metode indeks pencemaran.. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2017 di Sungai Baturusa Kabupaten Bangka terdiri dari 3 titik lokasi. Lokasi ke-1 daerah yang berdekatan dengan pemukiman. Lokasi ke-2 berdekatan dengan daerah penambangan timah. Lokasi ke-3 di daerah yang berdekatan dengan tambak udang.

Metode analisis data yang digunakan yaitu Metode Indeks Pencemaran.

Dari hasil yang didapat pada analisis sampel kemudian dibandingkan dengan baku mutu kualitas air kelas II berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001. Tahun 2015 dan 2016 menunjukkan status air dalam kondisi cemar ringan dengan nilai masing-masing 1,59 dan 1,87 sedangkan tahun 2017 menunjukan status air dalam kondisi cemar sedang dengan nilai 5,47 dikarenakan maraknya aktivitas penambangan timah dari tahun 2015 sampai 2017 sehingga mempengaruhi kondisi perairan.

Perlu diingat, pengelolaan DAS merupakan bagian penting dari penataan wilayah kepulauan Bangka Belitung, terkhusus Desa Batu Rusa. Oleh karena itu, jangan anggap remeh kebersihan sungai di lingkungan sekitar, ya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page