BANGKATENGAH, newsharian.com — Tambang illegal tetap jalan di lokasi Merbuk, Kenari dan Pungguk Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah.
Kapolres Bangka Tengah AKBP Dwi Budi Murtiono SIK MH saat dikonfirmasi Tim Journalis Babel Bergerak (Jobber) terkait adanya aktivitas tambang tersebut, tidak berani memberikan penjelasan.
Kapolres hanya membalas dengan stiker imoji terimakasih, entah terimakasih untuk siapa. Akibat tidak adanya tindakan tegas dan terukur dari aparat penegak hukum ini, puluhan PIP berani berpesta di Merbuk dan sekitarnya.
Aparat hukum Polres Bangka Tengah dinilai terlalu lemah dan tidak berani menertibkan aktivitas tambang bekas PT Koba Tin tersebut.
Pantauan informan jejaring Journalis Bangka Belitung Bergerak (Jobber) hingga Selasa (28/5/2024) aktivitas PIP mengisap pasir timah tetap menggema.
Sementara itu Kepala Divisi Pengamanan (Kadiv PAM,) PT Timah Tbk Brigjend Pol Benyamin menyatakan bahwa wilayah Merbuk, Kenari dan Pungguk sepenuhnya belum memjadi milik PT Timah Tbk.
“Itu belum sepenuhnya menjadi milik PT Timah. Masih ada beberapa persaratan yang harus dilengkapi oleh PT Timah,” ujar Benyamin, menjawab komfirmasi yang dilayangkan Tim Jobber, Senin (27/5/2024).
Diberita sebelumnya aktivitas tambang timah Ponton Isap Produksi (PIP) ilegal masih meresahkan di lokasi Merbuk, Kenari dan Pungguk Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah, Minggu (26/5/2024).
Suara deru mesin terus meraung dibalik puluhan PIP yang menghisap kekayaan perut bumi di wilayah eks PT Koba Tin yang sekarang sedang diusahakan menjadi wilayah Izin Usaha Penambangan (IUP) PT Timah tersebut.
Padahal tim gabungan yang terdiri dari Polres, TNI, Satpol PP, dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) belum lama menggelar penertiban tambang di Kolong Merbuk, Pungguk dan Kenari pada Selasa (21/5/2024).
Nampaknya penertiban itu tidak membuat nyali penambang ciut untuk terus beroperasi, atau ada pihak – pihak yang dengan gagahnya berani membekingi aktivitas ilegal tersebut.
“Masih jalan bang, tambang tu, padahal selasa kemarin lah di stop tim gabungan TNI dan Polri, tapi aman-aman bae,” ujar sumber yang minta identitasnya dirahasiakan, Minggu (26/5/2024).
Menurut sumber ini, aktivitas itu dikoordinir oleh oknum salah satu organisasi masyarakat (Ormas) berinisial RK sehingga mereka berani dan juga hasil tambang tersebut dibeli grup smelter M** yang ada di Kabupaten Bangka.
“Ada koordinatornya bang, ketua ormas RK, dan timahnya dijual ke grup M**,” ujarnya. (JB/NH)