Penulis: boy
KOBA, newsharian.com — Adanya oknum baju loreng membekingi aktivitas tambang illegal di Punguk Merbuk dan Kenari telah menjadi perbincangan hangat masyarakat Koba Kabupaten Bangka Tengah dan sekitar.
Warga menilai lemahnya penegakan hukum oleh aparat penegak hukum (APH) terhadap aktivitas tambang illegal di kawasan bekas IUP PT Koba Tin tersebut, karena adanya beking dari oknum baju loreng.
Warga yang ditemui Tim Journalis Babel Bergerak (Jobber) di sekitar lokasi tidak berani menyebut dari kesatuan mana oknum baju loreng tersebut bertugas. Mereka hanya menyebutkan bahwa dibelakang aktivitas tambang illegal kawasan Punguk, Merbuk dan Kenari adalah oknum baju loreng.
“Kalo tidak ada mereka yang ngepam di kawasan tambang itu Bang, mungkin sudah lama APH berani menghentikan aktivitas tambang tersebut. Tapi karena adanya oknum di sana, maka ya seperti inilah, hanya berani memberikan himbauan saja,” tukas Sai, warga sekitar, Kamis (23/8/2024).
Dari berbagi sumber lain yang didapatkan Tim Jobber baik informasi langsung maupun pesan WA, disebutkan bahwa oknum – oknum berseragam loreng ini berani tampil di depan. Sehingga aktivitas tetap berjalan sampai saat ini, Jumat (24/8/2024).
Buktinya, meski sudah jelas illegal, namun belum ada hingga saat ini penambang ilegal di Kolong Kenari, Merbuk dang Punguk yang berani ditangkap APH.
Jangankan berani menangkap, menghentikan saja APH di Polres Bangka Tengah maupun Polda Bangka Belitung tidak punya nyali.
Hanya beberapa kali saja aparat penegak hukum dari Polres Bangka Tengah mendatangi lokasi aktivitas tambang illegal.Setibanya di lokasi, Tim Gabungan hanya berani memberikan himbauan kepada para penambang.
Akibatnya, hanya 1-2 hari saja para penambang ini mengikuti himbauan, setelah itu aktivitas tambang illegal di Kolong Merbuk, Kenari dan Punguk kembali marak lagi.
Selain oknum baju loreng, beredar kabar bahwa ada nama lain yang merupakan beking dan pantia yang mengatur koordinasi tambang illegal. Warga sekitar menyebut mereka dengan panggilan Edi dan Guns. Mereka ini juga disebut-sebut sebagai Kepala Panitia Warga Nibung Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah. Selain Edi dan Guns, ada juga nama Ilham dan Bolot.
Kabarnya empat nama-nama ini juga tidak tersentuh hukum, karena APH juga takut untuk mengusik mereka.
Ratusan ton pasir timah sudah dikeruk dari dalam perut bumi Merbuk dan Kenari secara illegal. Ratusan pasir timah ini dibawa ke semelter swasta di Kabupaten Bangka.
Meski pasir timah ini didapat dengan cara illegal, anehnya semelter yang menampung pasir illegal ini juga tidak tersentuh hukum.
Memang aneh penegakan hukum di Bangka Belitung ini. Praktek illegal dipertunjukkan secara terang-terangan, tanpa adanya penegakan hukum oleh APH. (JB/NH)