Penulis : Edoy II Editor : bangdoi
Bangka Belitung, Newsharian.com — Bau busuk limbah pabrik sawit PT Payung Mitrajaya Mandiri (PMM) mengganggu aktivitas keseharian masyarakat Dusun Dinai dan Dusun Penegak, Desa Simpang Yul Kecamatan Tempilang Kabupaten Bangka Barat.
“Bau nya itu yang nggak tahan bang, busuk dan bikin pusing kepala,” kata Ical, warga Dusun Dinai, saat bertemu Tim Journalis Babel Bergerak (Jobber), Rabu (16/11/2022).
Sebenarnya, pabrik sawit PT PMM ini berdiri di wilayah Desa Maras Senang Kabupaten Bangka. Hanya saja, limbah dari proses pengolahan kelapa sawit ini dibuang ke wilayah Bangka Barat.
Akibatnya, dampak dari limbah pabrik sawit PT PMM tersebut, dirasakan oleh dua Dusun sekaligus, yaitu Dusun Dinai dan Dusun Penegak.
Dari penuturan warga Dusun Penegak kepada awak media Tim Jobber, mereka merasa terkena imbasnya dengan kehadiran pabrik sawit tersebut.
Sama halnya dengan pengakuan warga Dusun Dinai, bukan hanya bau tak sedap, tapi aliran sungai yang biasanya bersih, kalau turun hujan lebat, limbah pabrik sawit tersebut meluap, sehingga merubah warna air menjadi kehitam-hitaman.
“Sungai Genir itu dulunya bersih, terkadang banyak warga yang mandi, sekarang semenjak ada limbah pabrik sawit yang mencemari aliran sungai genir itu, warga tidak ada lagi yang mandi,” kata warga Dusun Dinai.
“Kalau hujan lebat limbah pabrik sawit itu meluap ke Sungai Genir, warna air berubah agak hitam pak,” lanjutnya.
Ternyata apa yang dikatakan warga di dua dusun tersebut dibenarkan oleh Kadus Penegak Rozali alias Imam.
Ia membeberkan keluhan dan komplain dari warganya, yang merasa terganggu dengan aliran limbah yang sampai masuk ke lahan para petani.
“Untuk limbah dari pabrik sawit PMM itu memang jadi komplain kami sekarang pak, karena adanya penyaluran limbah ke lahan petani. Sedangkan paritnya Pak tidak sesuai SOP,” beber Kadus Penegak Imam melalui dinding WhatsApp nya.
Diakui Rozali, ia sudah pernah melakukan pengaduan ke pihak-pihak terkait, hanya sayangnya tidak direspon dengan baik.
“Padahal kami sudah komplain ke pihak yang bersangkutan. Tapi masih saja mereka ngeyel, dan sekarang kalau hujan lebat, limbah dari parit meluap pak, ke aliran air gendir. Saya juga sempat survei ke lahan petani, melihat kondisi air yg di komplain oleh masyarakat,” tandasnya.
Jauh sebelumnya, kehadiran pabrik sawit PT Payung Mitrajaya Mandiri (PMM) sempat ditolak warga Desa Maras Senang Kecamatan Bakam Kabupaten Bangka, alasanya selain dekat dengan pemukiman penduduk, pihak PT PMM tersebut tidak melakukan sosialisasi terlebih dahulu terhadap warga setempat.
Selain itu aroma tak sedap akan mengganggu masyarakat sekitar, terutama di Desa Maras Senang yang merupakan tempat persinggahan bagi para sopir maupun penumpang, karena banyak terdapat restauran dan rumah makan.
Hal ini pun dibenarkan oleh Kadus 1 Nan Ruwansyah saat Tim Jobber berkunjung ke Kantor Desa Maras Senang.
Dijelaskan Nan Ruwansyah, sejak berdirinya pabrik sawit tersebut, hingga sekarang sudah berjalan hampir tiga tahun tidak ada sosialisasi apapun dari pihak pabrik kepada warga.
“Setahu saya tidak ada pak, kalau ada nggak mungkin kita tidak diundang, kampung kecil seperti ini, apa lagi berbicara kompensasi untuk masyarakat,nggak jelas,” kata Nan Ruwansyah.
Ia pun menuturkan, jika pada waktu pabrik sawit PT PMM itu dibangun masih zaman kades sebelumnya.
Anehnya, walaupun masyarakat tidak setuju dengan kehadiran pabrik sawit tersebut, akan tetapi Kades sebelumnya memberikan rekomendasi dengan tanda tangan persetujuan untuk pabrik sawit PT PMM berdiri di tengah pemukiman penduduk Desa Maras Senang.
“Pabrik itu dibangun masih zaman Kades lama, pak Jawan Efendy, mungkin Beliau yang tahu. Kesepakatannya seperti apa antara pihak desa dengan pihak pabrik,” tuturnya.
Hingga berita ini ditayangkan, awak media ini akan berupaya mencari dan menghubungi pihak PT PMM demi keberimbangan, dan juga pihak-pihak instansi terkait. (JB/news)