Editor: Bangdoi Jobber
BANGKABARAT, newsharian.com — Baru saja satu pekan tambang timah di Keranggan dan Tembelok dibuka, sudah berdampak terhadap perekonomian masyarakat Kecamatan Mentok Kabupaten Bangka Barat.
Tidak saja mendapat bagian langsung dari transaksi jual beli pasir timah, namun ratusan masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang juga mendapatkan dampak ekonomi positif dari aktivitas tambang di Perairan Tembelok dan Keranggan Kecamatan Mentok Kabupaten Bangka Barat ini.
Pemilik perahu ataupun nelayan yang selama ini bergelut dengan ombak untuk mencari ikan, kini juga mendapatkan penghasilan tambahan. Para pemilik perahu bisa menggunakan perahu mereka untuk antar jemput pekerja di Ponton Isap Produksi (PIP), yang jumlahnya ratusan tersebut.
Pantauan media ini di lapangan, terlihat puluhan perahu nelayan ini bolak-balik mengantar pekerja tambang dari tepi pantai ke PIP dan sebaliknya. Untuk bahan makan pekerja juga diantar menggunakan perahu nelayan ini.
Belasan pondok pedagang makanan juga mulai berdiri di tepian pantai. Aneka makanan dijual oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pekerja ataupun warga yang berkunjung ke pinggir pantai.
Bahkan terlihat juga para pedagang motor yang hilir mudik menjajakan dagangan mereka.
“Alhamdulillah Bang, saat ini ekonomi mulai tumbuh lagi. Semua sektor bisa bergerak sejak tambang di Tembelok dan Keranggan mulai dibuka lagi. Coba Abang lihat sendiri bagaimana maraknya masyarakat yang berjualan. Kami mendapatkan penghasilan dari aktivitas tambang ini,” ujar Mul, salah satu pedagang motor, kepada Tim Journasli Babel Bergerak, Jumat (27/9/2024).
Seperti dikutip dari www.sorotanbangka.com, Ketua DPC HNSI Kabupaten Bangka Barat Fadli mengungkapkan sekitar 80% warga Tembelok – Keranggan hidup dari hasil laut sebagai nelayan.
Hanya saja, saat ini hasil melaut sangat jauh berkurang. Kadang antara hasil dengan biaya yang dikeluarkan tidak sebanding.
“Dengan dibukanya TI Apung ini nelayan dan warga sini sangat terbantu. Semuanya kompak, di sinilah nelayan dan masyarakat menyatu,” ungkap pria yang akrab disapa Ali itu.
Dikatakannya, meskipun TI Apung itu bekerja secara ilegal, namun wilayah yang ditambang bukan kawasan terlarang, bukan IUP perusahaan manapun dan juga bukan objek vital nasional.
“Penambangan timah di perairan Tembelok – Keranggan itu kan hanya persoalan regulasi saja, tidak ada pihak manapun yang dirugikan,” ungkap dia.
Ali menyayangkan adanya pihak yang mempersoalkan penambangan timah di wilayah perairan Tembelok-Keranggan.
Menurutnya, kondisi penambangan timah di perairan Tembelok – Keranggan sangat kondusif.
Tidak ada gejolak atau pun gerakan penolakan dari nelayan atau masyarakat sekitar.
Penambangan timah di wilayah itu juga telah memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Situasi di Tembelok – Keranggan ini kondusif. Kami tidak mau seperti tikus yang mati di lumbung padi. Daerah kita punya kekayaan alam, mengapa kami tidak boleh menikmatinya? Lagian tambang timah secara ilegal itu bukan hanya di Bangka Barat, kenapa hanya Keranggan saja yang disorot? Banyak juga tambang ilegal di tempat lain,” katanya.
Ali mengucapkan terimakasih kepada pemerintah daerah dan Forkopimda Babar yang telah berusaha membantu mengurus legalitas untuk masyarakat bisa menambang timah di wilayah perairan Tembelok – Keranggan.
“Walaupun belum berhasil, tapi kami apresiasi dan ucapkan terimakasih atas upaya dari Pemda dan Forkopimda,” ucapnya.
Ali menduga, diamnya Polres Bangka Barat dan aparat terkait mungkin karena melihat masyarakat Mentok tidak ada yang keberatan atau komplain dengan adanya penambangan timah di perairan Tembelok – Keranggan.
“Yang ribut justru orang dari luar Bangka Barat, saya merasa aneh juga dengan kondisi ini. Sementara di kabupaten lain sebenarnya juga banyak aktivitas penambangan timah yang ilegal seperti di Tembelok,” kata dia.
Lebih lanjut Ali menuturkan, saat ini kondisi perekonomian sedang terpuruk. Dengan dibukanya penambangan timah di perairan Tembelok – Keranggan, setidaknya berdampak positif untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat Mentok dan sekitarnya.
“UMKM dan nelayan juga senang karena ekonominya sangat terbantu. Pasar yang selama ini sepi, sekarang ini kembali ramai. Bahkan ada penambang yang belanja barang yang agak bagus atau bermerek berangkat ke Pangkalpinang, karena di Mentok nggak ada yang jual. Artinya, ekonomi menjadi lebih baik,” tuturnya.
Ali juga mengucapkan banyak terimakasih kepada penegak hukum yang tidak melakukan penindakan dan penertiban terhadap para penambang timah di perairan Tembelok – Keranggan.
“Aparat bukannya tidak berani menindak penambang yang kerja ilegal ini. Tapi kami yakin mereka berfikir secara bijak, penambangan timah di Tembelok – Keranggan ini telah memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Yang penting situasi di lapangan kondusif,” kata dia.
Ali melanjutkan, dibukanya penambang timah di perairan Tembelok – Keranggan telah menciptakan sumber pendapatan bagi nelayan dan masyarakat sekitar.
“Ini bisa dilihat sendiri, berapa banyak warung-warung dadakan yang buka di sini? Tukang ojek perahu dan speed lidah yang antar jemput penambang ke ponton juga dapat rezeki. Mereka semua merasa terbantu secara ekonomi,” imbuhnya.
Ali berharap situasi tetap kondusif, sehingga masyarakat bisa bekerja dengan tenang dan hasilnya bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Hal itu diakui Surma, warga asli Mentok Asin. Sejak 3 hari lalu emak-emak ini buka warung di tepian pantai Tembelok. Dari pagi sampai malam, pendapatan dari keuntungannya jualan mie instan, kopi dan air mineral cukup lumayan.
“Kalau bukanya dari pagi sampai malam. Sangat terbantu kalau TI di sini buka, kami bisa jualan. Alhamdulillah, bisa nambah-nambah duit belanja untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya. (*/NH/Sumber: Romlan)