Gencar Diberitakan, Anak Buah Ahon Bakit Berhenti Sementara Beroperasi Beli Pasir Timah

Gencar Diberitakan, Anak Buah Ahon Bakit Berhenti Sementara Beroperasi Beli Pasir Timah

Spread the love

Editor: Bangdoi Ahada

Bangka Barat, Newsharian.com — Sedang melaksanakan Imlek, menjadi alasan kolektor pasir timah dan penggorengan di Parittiga dan Jebus berhenti beroperasi.

Hanya saja, menurut sejumlah warga yang sempat dihubungi Tim Journalis Babel Bergerak (Jobber), kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Biasanya sepekan setelah imlek, aktivitas tambang dan jual beli pasir timah illegal akan kembali marak.

Para kolektor akan kembali ke habitatnya masing-masing, membeli, menampung dan menjual kembali pasir timah ke Bos yang lebih kakap lagi.
“Kalo beberapa hari ini sepi Bang yang membeli pasir timah. Maklum sedang Kongian. Biasanya minggu depan lah kembali normal,” ujar Mul, salah seorang penambang kepada Tim Jobber.

Sementara itu salah seorang warga Bakit sempat menghubungi Tim Jobber. Warga yang berinisial Ch ini mengaku mengapreasiasi berita-berita terkait jual beli dan penampungan pasir timah yang dilakukan Yoki, seorang kaki tangannya Bos Ahon Bakit.

Diakui Ch, sejak berita itu gencar dan beredar di Parittiga Jebus, telah menyebabkan aparat penegak hukum (APH) turun ke lapangan.

“Jadi beberapa waktu lalu, kita melihat ada reaksi dari APH di sini Bang. Kalo tidak ada berita seperti itu, para kolektor ini tidak takut, meski entah ada atau tidaknya izin mereka. Karena tidak ada yang mereka takuti Bang,” tukas Ch.

Apa yang dirasakan Ch dan sejumlah warga Parittiga ini rupanya selaras dengan apa yang dikatakan Kapolres Bangka Barat AKBP Catur Prastiyo.

Ketika dihubungi Tim Jobber pada Jumat (20/1/3/2023) lalu, Kapolres Bangka Barat ini mengakui bahwa jajarannya di Polsek Parittiga telah turun. Bahkan kata Kapolres, aksi turun ke lapangan ini dipimpin langsung oleh Kapolsek Parittiga.
“Pihak kita kemaren udah cek langsung turun nggak ada itu aktivitas. Kapolsek langsung yang turun nggak ada pengoperasian,” jawab Catur, via telpon kepada Tim Journalis Babel Bergerak (Jobber), Jumat (20/1/2023).

Kapolres juga mengatakan, saat ini sedang perayaan Imlek (Kongian), diduga menjadi salah satu penyebab aktivitas pembelian dan penampuangan pasir timah terhenti sementara di wilayah Parittiga Jebus Kabupaten Bangka Barat.

“Ini kan lagi kongyian pasti tidak ada aktivitas lah, lagi kongian itu,” kilahnya.

Diberitakan sebelumnya keberanian Yoki, warga Desa Bakik Kecamatan Parittiga Kabupaten Bangka ini patut diacungkan jempol.

Yoki berani menampung pasir timah dari para penambang laut di kawasan Paritiga dan Jebus Kabupaten Bangka.

Meski diduga tidak memiliki izin SHP maupun penampungan pasir timah, namun Yoki tidak takut ditangkap aparat penegak hukum. Maklum, Yoki adalah kaki tangan Ahon, Bos Tambang di wilayah Bangka Barat ini.

Diakui Yoki, Ahon yang mengurus semua izin dan bertanggungjawab jika ada permasalahan  yang berkaitan dengan pembelian maupun penampungan pasir timah yang dibelinya dari para penambang illegal.

Apalagi, meski sudah melakukan aktivitas ini bertahun-tahun, sampai sekarang Yoki bisa bebas melakukan aktivitas membeli dan menampung pasir timah.

“Kan ada Bos yang bertanggung jawab. Kami ni ibarat kaki Bos Ahon, sama juga lah seperti yang lain lain.

Soalnya bukan hanya kita yang beli timah, ada juga Cina Melayu di Bakit ini yang beli timah, untuk  kordinasi pun semua itu Bos Ahon yang urus,” kilah Yoki, kepada Tim Journalis Babel Bergerak (Jobber).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tim Jobber di Parittiga, Yoki merupakan salah satu pengumpul pasir timah dari penambang di Parit Tiga Jebus. Yoki diuga sejak lama menampung pasir timah dari  para penambang yang juga disinyalir melakukan aktivitas tambang ilegal di Parit Tiga Jebus Kabupaten Bangka Barat.

Informasi yang berhasil dirangkum Tim Jobber (Journalis Babel Bergerak) dari warga setempat, menyebutkan bahwa Yoki sudah cukup lama menjadi kolekor pasir timah. Bahkan sejumlah warga sekitar menyebut Yoki ini sebagai salah satu Sultan dari Desa Bakit.

Sementara Yoki yang disebut sebut warga sebagai penampung dan pembeli timah dari para penambang, tidak menampik hal tersebut.

Saat dikonfirmasi Tim Jobber, pada Senin (16/1/2023) siang, Yoki mengakui kalau yang ia kerjakan tersebut mendapat suntikan dana dari Bos Ahon Bakik.

“Adalah Pak, kita ambil dari penambang, tapi modal dari Bos Ahon,” akunya kepada wartawan melalui percakapan via telepon, Senin (16/01/2023).

“Kami ambil dari penambang laut pak, di seputaran Tanjung Ru. Nanti kita antar ke Bos Ahon, karena Bos Ahon yang kasih dana, jadi kita jalankan, jadi kita ini  mitra Bos Ahon Bakit,” jelasnya.

Disinggung mengenai izin SHP dan IUP, terkait penampungan timah yang diambil dari para penambang, lagi lagi Yoki melemparkan jawabannya kepada Bos Ahon.

“Kalau izin sih kurang tahu lah ya, soalnya Bos Ahon semua yang urus,” ungkap Yoki.

Kendati diduga tidak memiliki izin usaha penampungan maupun membeli pasir timah, namun Yoki tidak merasa getir akan hal itu, dikarenakan ada yang bertanggung jawab jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Terpisah, Ahon yang disebut sebut Yoki sebagai penyuplai dana untuk membeli dan menampung  timah dari para penambang belum merespon konfirmasi.

Meski pesan WA yang dikirim Tim Jobber kepada Ahon, pada Kamis (19/1/2023) sekitar pukul 12.07  WIB sudah tersampaikan, dengan ditandai centang dua, namun hingga berita ini diterbitkan belum merespon. (JB/newsharian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page