Penulis: Ical
BANGKA, newsharian.com — Polres Bangka belum bisa menjelaskan terkait laporan pegawai Honorer pemkab Bangka Ria Astuti (27) atas Nurhayati seorang notulen (pencatat-red) anggota DPRD Kabupaten Bangka bernama Nurhayati dengan tuduhan dugaan penipuan.
Padahal banyak pihak menanti kelanjutan cerita yang menyeret nama Politisi Golkar Muhammad Ali, yang diketahui Anggota DPRD kabupaten Bangka aktif (periode 2019-2024) beberapa pekan ini menjadi buah bibir.
Minimnya informasi terkait kasus ini sehingga menimbulkan perspektif negatif banyak pihak, yang menduga – duga kasus ini akan menjadi abu – abu, namun dalam kehidupan kita, ini hal yang lumrah.
Penyidik Polres Kabupaten Bangka saat dikonfirmasi tim Journalis Babel Bergerak (Jobber) Jumat (14/6/2024) meminta media grup ini untuk menghubungi humas Polres Bangka.
“Pagi pak, untuk konfirmasi perkara yang tadi bapak hubungi humas polres Bangka ya
Biar nanti humas yang menyampaikan,” katanya.
Namun sayangnya, Humas polres Bangka belum mau menjawab konfirmasi yang dikirimkan kepadanya.
Meski demikian, ada angin surga dari pihak polres Bangka, Ria Astuti (27) yang diduga menjadi korban penipuan notulen anggota DPRD Bangka Muhammad Ali saat dihubungi media ini mengaku kasus ini masih terus di proses.
Ria menyebutkan info dari penyidik saat mereka mendatanginya bahwa pihak polres Bangka akan membuat surat penangkapan terhadap Notulen Nurhayati yang saat ini sudah kabur.
“Tetap di proses bang,, klo kata penyidik, la nek buat surat penangkapan, Namun nek memastikan alamat nur dlu,” ujar Ria.
“Tetap berlanjut kok, sekarang sedang dikonsultasikan dengan Ahli pidana ke Jakarta, untuk memastikan hukum pidana atau tidak,” tambahnya.
Diberita sebelumnya, Wanita bernama Ria Astuti (27) mengaku merasa ditipu oleh seorang notulen (pencatat-red) anggota DPRD Kabupaten Bangka bernama Nurhayati.
Ibu muda honorer di Dinas pemkab tersebut mengaku uang senilai 39 juta (Tiga puluh sembilan juta) miliknya raib dibawa kabur oleh Nurhayati.
Akibat peristiwa tersebut, Ria Astuti melaporkan notulen Nurhayati itu ke Polres Bangka pada tanggal 27 April 2024, dengan nomor laporan B.667/IV/RES.1.11/2024/RESKRIM, atas tuduhan dugaan tindak pidana penipuan.
Laporan itu pun telah diterima oleh Unit II Tipidter Sat Reskrim Polres Bangka pada tanggal 29 April 2024.
Dikatakan Ria, tidak hanya dirinya saja yang menjadi korban penipuan Nurhayati, bahkan ada beberapa orang temennya ASN yang juga diduga ditipu oleh Nurhayati.
“Tidak hanya saya, ada kawan-kawan lain yang raib puluhan juta uangnya dibawa kabur oleh Nurhayati, seperti Hartati 20 juta, Azizah 26 juta, dan ada lagi lainnya, tapi hanya kami yang melapor ke polisi,” ungkap Ria.
Menurut Ria, awalnya pada bulan maret 2024, Nurhayati yang merupakan istri dari Nurhayati Wijaya anggota kepolisian bertugas di Polres Bangka tersebut, meminjam uang kepadanya, dengan alasan uang tersebut untuk keperluan Dinas Luar (DL) anggota DPRD Bangka dari partai Golkar Muhammad Ali.
Notulen Nurhayati itu berjanji setelah uang dikembalikan dari pak M. Ali, akan ditambahkan, misalnya mereka (Muhammad Ali) pinjam 10 juta dikasih lebih 1.000.000,- dan notulen itu menunjukan langsung pesan dari anggota dewan Bangka tersebut.
“Kami percaya saja pak, karena notulen itu kan, kami kenal, kemudian dia juga selalu menyebutkan nama Pak Ali selaku anggota dewan, untuk keperluan dinas luarnya,” ungkap Ria yang ditemeni rekannya Hartati kepada media okeyboz.com jejaring tim journalis babel bergerak (Tim Jobber) Selasa (11/6/2024) disalah satu cafe dekat Hutan Lindung kota Sungailiat.
Mirisnya kata Ria, setelah uang mereka dipinjamkan, jangankan dikasih lebih, uang mereka saja belum dikembalikan sampai sekarang dan notulen itu sekarang sudah kabur.
“Kami tagih duit tu, dak de dibalikan, dan Nurhayati sekarang malah kabur, info e ke Palembang, tapi suami e ade Bang dinas di Polres Bangka tu,” ujar Ria.
Diakui Ria dan Hartati, atas kejadian itu, mereka pernah ingin melakukan komunikasi dengan Pak Muhammad Ali yang diakui Nurhayati bahwa uang yang Ia pinjam itu untuk keperluan anggota dewan bangka tersebut, namun selalu gagal dan banyak saja alasannya.
“Karena Notulen itu (Nurhayati-red) sekarang sudah kabur ke Palembang, jadi kami ingin komunikasi dengan Pak M. Ali, tapi setiap kali dihubungi untuk bertemu selalu saja menghindar dan terkesan kabur, pernah kami temui ke kebunnya, saat kami dapat kabar dia di kebun, namun itu pun komunikasi kami tetap gagal,” ujar Ria.
Anggota Dewan Bangka Itu lanjut Ria, terkesan lepas tangan atas kejadian ini, padahal yang ngomong notulennya sendiri, bahwa yang ngasih statement-nya itu Pak Ali.
“Pak Ali yang ngomong di chat itu, ini chat terusan dari Pak Ali ke notulennya, ada bukti chat nya dan ini ada imbalannya,” tambahnya sembari menunjukan bukti – bukti transfer senilai 39 juta tersebut.
Anggota DPRD Bangka Muhammad Ali yang dihubungi tim jobber membenarkan namanya dikaitkan dalam kasus dugaan penipuan dan juga mengakui ada yang mentransfer sejumlah uang ke rekening pribadinya
Hanya saja, Muhammad Ali enggan menjelaskan secara gamblang masalah yang sekarang sedang viral tersebut agar menjadi lebih terang menderang. Dirinya menyebutkan semuanya akan dijelaskan oleh pendamping hukumnya.
“Kalau nama aku dikaitkan ini benar, ada juga yang transfer ke rekening kita, tapi kita juga nggak tahu kan, Nanti ada pendamping kuasa hukum saya yang berbicara untuk menjelaskan ini semua,” kata politisi Partai Golkar tersebut.
Disinggung kenapa M. Ali terkesan kabur saat para korban ingin melakukan mediasi, Ia berdalih waktu yang kadang belum tepat.
“Pertama kita kan habis ke dinas, kemarin juga kita di kantor dewan pernah juga untuk di kantor kami, tapi cuman nggak ada keterangan, dan sekarang ini kan sudah dilaporkan ke pihak kepolisian, jadi untuk sementara waktu kita ngikut aja alurnya gimana,” kata M. Ali.
Ditanya apakah masih sering berkomunikasi dengan notulen itu, Muhammad Ali menyebutkan jika dirinya tidak pernah lagi kontak dengan Nurhayati.
“Saya tidak pernah berkomunikasi lagi dengan dia,” ujarnya.
Politisi Golkar Bangka itu hanya mengakui telah meminjamkan uang dari Azizah saja, sementara yang lain nya tidak.
“Saya terima hanya dari Azizah doang yang dari lainnya nggak ada yang lainnya saya nggak tahu, jadi untuk penjelasan lainnya pendamping hukum yang akan menjelasnya,” kilah Muhammad Iskandar sembari mematikan sambungan telepon whatsapp. (JB/NH)