Penulis: Bangdoi
BANGKATENGAH, newsharian.com — Sebulan terakhir limbah tambak udang buangan dari PT Utomo diduga menjadi penyebab pencemaran Sungai Melansat Desa Penyak Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah.
Kondisi ini terlihat dari ratusan ikan yang mati akibat habitat hidup di Sungai Melansat Desa Penyak telah tercemar limbah tambak udang yang diduga berasal dari PT Utomo dan sejumlah tambak udang lainnya, yang mencari rezeki di kawasan Desa Penyak Bangka Tengah.
“Akibat limbah tambak udang PT Utomo, ini lihat ratusan ikan mati mengambang. Ikan saja mati, bagaimana dengan nasib kebun sawit kami ke depan,” ujar salah satu warga Desa Penyak, mengirimkan video berdurasi 27 detik ke redaksi Tim Journalis Babel Bergerak (Jobber) Senin (26/8/2024).
Dikatakan warga ini, pencemaran limbah tambak udang PT Utomo tersebut sudah masuk ke kawasan perkebunan sawit warga yang terletak tidak jauh dari Sungai Melansat.
Para pemilik kebun sawit ini membuat bandar atau siring saluran air dari Sungai Melansat masuk ke kawasan perkebunan mereka. Tujuan pembuatan bandar ini agar air dari sungai bisa masuk ke kebun dan bisa menyuplai kebutuhan pohon sawit untuk tumbuh kembang lebih baik.
Namun apa hendak dikata, harapan sawit tumbuh sempurna dan menghasikan buah yang maksimal, kini pupus sudah.
Sejak satu bulan belakangan ini, buangan limbah tambak udang dari PT Utomo dan sejumlah tambak udang lainnya ke Sungai Melansat, telah membuat pemilik kebun sawit sekitar aliran Sungai Melansat Desa Penyak menderita.
Air limbah yang dibuang akhirnya masuk juga ke bandar dan siring-siring yang dibuat di tengah-tengah kebun sawit. Diduga, air yang sudah tercemar limbah tambak udang ini diserap oleh akar-akar pohon sawit. Akibatnya telah mempengaruhi pertumbuhan batang sawit dan panen.
“Sebelum ada pencemaran ini, alhamdulillah batang sawit tumbuh subur karena ketersediaan air yang cukup. Dengan adanya siring atau bandar-bandar ini, kebun sawit kami tidak terpengaruh dengan musim kemarau Pak. Karena kebutuhan air cukup dari saluran-saluran yang dibuat ini,” ungkap warga ini.
Tetapi karena air ini sudah tercemar buangan limbah tambak udang, akibatnya juga berdampak negatif terhadap pertumbuhan batang sawit dan pertumbuhan buah.
“Sekarang air sudah meluber ke sawit-sawit kita. Bagaimana ini Pak Bupati dan Bapak-Bapak Dinas Lingkungan Hidup Bangka Tengah dan Provinsi, apa gawi ikak?,” tanya warga ini.
Pengelolah Tambak Udang PT Utomo, Jani Sumitro yang dihubungi Tim Jobber pada Senin (26/8/2024) sekitar pukul 18.53 WIB, belum merespon konfirmasi yang disampairkan melalui pesan WA.
Konfirmasi dari Tim Jobber hanya dibaca oleh Jani Sumitro.
Sementara itu, Staf Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Bangka Tengah, Yudi Amir saat dihubungi Tim Jobber, Senin (26/8/2024) menyebutkan bahwa pihaknya sudah mengambil sampel air yang dikeluhkan oleh pemilik kebun sawit, yang disebut telah mencemari perkebunan sawit di sekitar Sungai Melansat Desa Penyak.
“Kalo hasil dari sampel air yang kami ambil di lapangan, airnya mengandung garam Bang. Terus kami juga koordinasi dengan pihak perkebunan. Menurut info orang perkebunan karena lahan disitu kondisi e rawa kemungkinan tingkat keasaman tanah e tinggi, jadi berpengaruh juga ke tanaman mereka Bang,” jelas Yudi.
Namun demikian, kata Yudi, untuk memperjelas persoalan yang dikeluhkan oleh petani sawit tersebut, pihaknya telah meminta salah satu Petani Sawit H Roni untuk konsultasi kepada Penyuluh Pertanian.
“Kemaren kami lah minta tolong kepada H Roni untuk konsultasi ke penyuluh pertanian yang ada di Desa Penyak Bang,” ujarnya.
Diakui Yudi, pada satu pekan lalu pihaknya sudah turun ke lapangan untuk menindaklanjuti keluhan petani sawit Desa Penyak.
“Izin Bang Minggu kemaren kami sudah turun ke lapangan tindak lanjut laporan H Roni. Dan kami sudah bikin berita acara e. Insya Allah besok pihak perusahaan kami minta datang ke kantor untuk minta keterangan dan klarifikasi Bang,” tukas Yudi. (JB/NH)