SPBU-N Sungai Selan, Diduga Penyimpangan BBM Subsidi Untuk Kepentingan Para Pengerit

SPBU-N Sungai Selan, Diduga Penyimpangan BBM Subsidi Untuk Kepentingan Para Pengerit

Spread the love

Editor: Bangdoi Ahada

Sungai Selan, Newsharian.com — Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBU-N) sejatinya untuk keperluan para nelayan.

Tetapi berbeda dengan yang terjadi di SPBUN 28.336.23 Sungaiselan ini.

Informasi yang dihimpun Tim Journalis Babel Bergerak (Jobber), diduga telah menyimpangkan BBM Subsidi untuk kepentingan para pengerit.

Padahal sudah sangat jelas bahwa Pemprov Babel membangun SPBU-N yang terletak di Jalan PPI Sungai Selan Kabupaten Bangka Tengah ini, untuk mempermudah nelayan tradisional mendapatkan BBM bersubsidi.

Dari keterangan warga setempat kepada Tim Jobber, Selasa (24/1/2023), belakangan ini nelayan warga Desa Sungai Selan sudah jarang, bahkan tidak lagi membell BBM bersubsidi di SPBU-N tersebut.

Pasalnya, pengelola SPBUN lebih mengutakan pengerit yang menggunakan kendaraan dengan tangki modif.

“Nelayan lah jarang beli BBM disitu (redspbun) Pak, sering dak kebagi (redjarangkebagian), soale banyak yang ngerit BBM pake mobil,” terang warga kepada tim Jobber yang tidak mau namanya disebut, Selasa (24/01/2023).

Selain itu, kata warga ini, pengelola SPBUN suka-sukanya membuka SPBUN.

“Suka-suka dia Pak, kapan mulai buka, walau BBM nya sudah ready. Kalau pengelolanya belum mau buka, terpaksa lah nunggu lama, kadang sampai berjam jam,” ungkap warga ini kesal.

Pantauan Tim Jobber di lokasi pada Selasa (24/1/2023) siang, terlihat beberapa kendaraan roda empat jenis bak terbuka sedang antri untuk mengisi BBM di SPBU-N Sungaiselan.

Informasi yang dihimpun Tim Journalis Babel Bergerak (Jobber), diduga telah menyimpangkan BBM Subsidi — untuk kepentingan para pengerit.

Padahal sudah sangat jelas bahwa Pemprov Babel membangun SPBU-N yang terletak di Jalan PPI Sungai Selan Kabupaten Bangka Tengah ini, untuk mempermudah nelayan tradisional mendapatkan BBM bersubsidi.

Dari keterangan warga setempat kepada Tim Jobber, Selasa (24/1/2023), belakangan ini nelayan warga Desa Sungai Selan sudah jarang, bahkan tidak lagi membell BBM bersubsidi di SPBU-N tersebut.

Pasalnya, pengelola SPBUN lebih mengutakan pengerit yang menggunakan kendaraan dengan tangki modif.

“Nelayan lah jarang beli BBM disitu (redspbun) Pak, sering dak kebagi (redjarangkebagian), soale banyak yang ngerit BBM pake mobil,” terang warga kepada tim Jobber yang tidak mau namanya disebut, Selasa (24/01/2023).

Selain itu, kata warga ini, pengelola SPBUN suka-sukanya membuka SPBUN.

“Suka-suka dia Pak, kapan mulai buka, walau BBM nya sudah ready. Kalau pengelolanya belum mau buka, terpaksa lah nunggu lama, kadang sampai berjam jam,” ungkap warga ini kesal.

Pantauan Tim Jobber di lokasi pada Selasa (24/1/2023) siang, terlihat beberapa kendaraan roda empat jenis bak terbuka sedang antri untuk mengisi BBM di SPBU-N Sungaiselan.

Terlihat mobil mobil pick up tersebut masing masing ditutupi oleh terpal, yang ternyata saat dihampiri di dalam tutupan terpal tebal tersebut adalah sebuah tangki besar yang sudah dimodif.

Menurut sejumlah warga, ada dugaan pengisian BBM yang menggunakan tangki modif tersebut disalurkan ke para penambang.

Diakui salah seorang pengerit yang berada di sekitar SPBUN tersebut, bahwa kapasitas tangki modif yang berada di dalam bak mobil tersebut berkisar 500 liter.

“Sekitar 500 liter lah pak,” kata sumber ini.

Pada saat Tim Jobber berada di lokasi, petugas maupun penanggung jawab SPBUN tersebut tidak berada di tempat.

Satu satunya orang yang berada di dalam SPBU itu saat ditanya kemana penanggung jawabnya, mengatakan sedang ke Bank.

“Saya antri BBM disini pak, kalau pengurus SPBU e sedang pergi ke Bank,” katanya.

Awak media pun tanpa putus asa menanyakan nama pengurus dan meminta nomor ponsel kepada salah satu pengerit, yang tentunya sudah akrab dan bukan orang asing lagi dilingkungan SPBUN tersebut.

Namun sayangnya orang tersebut tidak tahu dan tidak memberikan nomor ponsel yang di minta oleh awak media.

“Kami dak tau nama pengurus e pak, nomor handphone nya kami dak punya,” jawabnya.

Saat di lokasi, Tim Jobber juga tidak melihat adanya pengawasan dari aparat penegak hukum (APH) Sungaiselan. (JB/newsharian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page